Mona terkekeh-kekeh kecil sambil menenteng tabloid yang dimasukkan dalam plastik tersebut. Masih terbayang di matanya, wajah cowo itu tersentak kaget dan bengong melihatnya menjulurkan lidah. Lucu sekali ekspresinya. Mona masih terkekeh, sambil berjalan ke depan.
Oh iya, mana tuh si Rani centil? pasti lagi coba-coba kosmetik di counter kecantikan salah satu Department Store terkemuka di Indonesia.
Mona merogoh tas untuk meraih Hp lalu diputarnya nomor Rani dan sambil menunggu nada sambung, ia merapat ke pegangan besi pembatas jalan di mal itu.
"Halo" terdengar suara Rani di seberang sana
"Woii" sahut Mona dengan cempreng. "Lagi dimana?"
"Gue masih di lantai dua...lagi coba-coba Estee Lauder neh"
Mona menggeleng tanpa sadar. "Dasar centil lo...kemaren bukannya dah beli Revlon?"
"Yoi" sahut Rani sumbringah. "Tapi gue lagi demen lipstik warna pucat, Mon. Lo ke sini deh, bantuin gue pilih warnanya, ocree?"
"Ya udah...dasaaar"
Mona menutup Hp dan memasukkannya kembali ke dalam tas. Begitu ia membalikkan badan, ya ampun...cowo tadi ada di dekatnya. Mona terkejut setengah mati.
Mau balas dendam kali nih cowo, pikirnya. Huh! siapa takut.
Dengan gaya tomboi, Mona tersenyum lebar. Tampak senyum yang dibuat-buat.
"Alooo?"
"E..iya..ngg..." cowo itu tampak ragu-ragu. Matanya menyiratkan sesuatu. Tapi Mona tidak tahu artinya. Seperti memandang seseorang yang sangat ia cintai. Sepertinya demikian. Tak sadar Mona menganggukkan kepalanya.
Melihatnya masih kikuk dan bengong, Mona buru-buru melangkah pergi. Eh, cowo itu mengintil di belakang. Mona mempercepat langkahnya. Cowo itu juga mempercepat langkahnya juga.
Dasar...mau apa sih nih orang, geram Mona.
Mendadak sontak, Mona berhenti hingga cowo itu menubruk tubuhnya hingga mereka jatuh mengenai beberapa orang di sekitarnya. Ada kira-kira sekitar 6-8 orang yang akhirnya ikut jatuh. Suasana jadi heboh. Beberapa mengumpat. Yang lainnya tertawa-tawa.
To Be Continued...
0 comments:
Post a Comment