Mona melirik jam tangan di pergelangan tangannya. Jam 19.30 wib. Ah, masih panjang waktunya. Ia merubah posisi berdirinya sambil tidak melepaskan majalah komputer CHIPS yang sedang dibacanya. Karena minggu malam, suasana di toko buku Gramedia Mega Mall - Pluit saat itu lumayan ramai. Beberapa pengunjung mengerumuni counter majalah.
Sebagian ibu-ibu dan remaja putri di countet buku-buku masakan, mencari-cari resep kue-kue kering terbaru. Mona menggeleng. Uh, suruh gue bikin kue?...wah, tunggu bulan turun ke bumi kali yah, gumannya sambil nyengir kuda.
Sekali lagi Mona merubah posisi berdirinya. Maklum, sudah 30 menit ia berada disitu, untuk membaca artikel-artikel perkembangan dunia IT saat ini. Mona menggerak-gerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan guna mengusir rasa penat di lehernya dan menggerakkan bahunya juga yang terasa pegal. Lalu kembali membaca.
Tak lama kemudian, instingnya mengatakan ada seseorang di seberang sana sedang mengawasinya. Mona mengangkat wajahnya dan mencari orang yang sedang mengamatinya itu. Ups, matanya bersirobok dengan sesosok cowo bertubuh lumayan atletis. Wajahnya biasa saja dengan kaca mata tipis. Hmm tipikal kutu buku, dengus Mona dalam hati.
Cowo itu menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil. Namun yang menarik hati Mona adalah sepasang mata yang jernih teduh bagaikan di pantai, dipayungi sepasang alis yang hitam lebat. Herannya,cowo itu menatapnya tak berkedip seolah-olah banyak kata dan kalimat yang tersimpan disitu. Mona tidak membalas senyumnya maupun mengindahkannya namun langsung menunduk untuk membaca kembali.
Belum beberapa menit, instingnya lebih kuat lagi mengatakan bahwa cowo masih saja memandanginya. Mona pura-pura cuek. Tapi tidak bertahan lama. Akhirnya ia mengangkat kepalanya dan menemukan mata jernih tadi masih mengawasinya. Kali ini tidak tersenyum namun ia mengawasi Mona dengan ketat hingga membuat gadis itu merasa tidak nyaman. Ada sesuatu di matanya, pikir Mona heran.
Saking tidak nyamannya, akhirnya Mona meletakkan majalah tersebut dan beranjak dari situ. Menghampiri counter buku-buku management dan pura-pura mencari sesuatu sedangkan sudut matanya bersiaga melihat gerak-gerik cowo itu. Eh, cowo itu juga ikut bergerak juga namun tidak mendekati. Ia hanya berusaha mengambil jarak aman untuk bisa memandang Mona.
Sinting nih cowo, dumel Mona. Kalau mau kenalan, bilang aja kek. Pake acara ngintil model gini sih!
Mona bersikap cuek, namun cowo itu tetap mengikutinya dengan pola yang sama ketika ia coba untuk berpindah-pindah ke counter buku yang lainnya. Mona bertambah geram. Dia paling tidak suka tipe cowo pemalu begitu. Ngga macho!..akhirnya secepat kilat Mona meraih salah satu tabloid yang terpajang disitu dan menuju kasir.
Cowo itu tampak kaget dan pelan-pelan dia mengikuti dan berdiri di belakang antrian. Dengan iseng, Mona menoleh ke arahnya dan menjulurkan lidah dengan wajah meledek dan berlalu dari situ.
To Be Continue...
0 comments:
Post a Comment