Tuesday, September 25, 2012

Mencairkan Dana Pensiun Jamsostek.

Akhirnya aku datangi Jamsostek cabang Cimone untuk yang kedua kalinya. Pertama kali kesana dokumen belum lengkap karena harus membawa yang aslinya juga.
Seorang petugas satpam yang cukup ramah memberitahu dokumen apa saja yang harus dibawa. Saat kulihat papan pengumuman di depan pintu masuk, langsung aku catat.
1. Kartu Jamsostek Asli
2. KTP asli dan fotocopy
3. KK asli dan fotocopy
4. Srt Keterangan Kerja asli dan fotocopy
Lalu dokumen tambahan (pilih salah satu):
1. Ijazah/Akte Nikah/SIM/ NPWP - asli dan fotocopy
2. Laporan saldo Jamsostek (bila tidak ada, bisa minta diprint)
Oya, selain itu kita harus membawa map warna pink dan pulpen. Jika tidak bawa, di parkiran sudah stand by penjual map dan pulpen yang rajin menawarkan kepada setiap orang yang baru saja memarkirkan kendaraannya.
Aku datang dari jam 8.30 pagi. Pikirku setelah lebaran harusnya lebih sepi dong namun ternyata aku salah besar! Rame nya minta ampun.
Sempat terpikir untuk datang saja lain kali tapi ini sudah yang kedua kalinya aku datang. Yah terpaksa lah ikut mengantri. Haiyaaa..
Prosedurnya melewati tiga meja. Yang pertama, mengantri di meja satpam yang khusus memeriksa kelengkapan dokumen. Jika belum lengkap, maka disarankan untuk kembali lain hari.
Namun jika sudah lengkap, kita akan diberikan formulir untuk diisi. Formulirnya meminta data nama, no kartu jamsostek, alamat, nama dan alamat perusahaan tempat kita bekerja yang mendaftarkan program jamsostek, dan nominal gaji yang menjadi dasar perhitungan jamsostek.

Setelah diisi, kita masih menunggu untuk memdapatkan nomor antrian. Berhubung aku menggunakan NPWP sebagai dokumen tambahan, aku dipanggil lagi untuk mengisi dan tanda tangan satu formulir lagi.
Setelah itu baru lah aku mendapat nomor antrian 608. Jiaaah...
Satpam ramah tadi tanya "mau ambil tunai atau transfer?"
Aku pikir sekalian nunggu lah jadi ku jawab "tunai"
"Kalau transfer, tinggal pulang mbak. Nggak usah antri"
Biarin lah sudah terlanjur dua kali aku datang. Tunggu ya tunggu.
Lagipula sempat aku bercakap-cakap juga dengan seorang ibu yang sama-sama mengantri.
"Mending ambil tunai, teman saya via transfer..lamaa" katanya.
"Berapa lama, bu?"
"Yah, ada kali sebulan"
Yo wis, mending ambil tunai lah. Lagian saldo jamsostek ku juga ngga terlalu banyak. Okay, let's wait!
Untung aku bawa ponsel android jadi sambil menunggu aku main game dan baca-baca wattpad.
Kursi tunggu lumayan penuh. Jadi begitu ada yang kosong, buru-buru aku duduk sambil menunggu giliran datang.
Setelah menunggu lama, akhirnya namaku dipanggil di meja kedua bagian tengah. Si petugas wanita tampak mengecek ulang semua dokumen lalu interview sedikit.
"Dari perusahaan mana? Kantornya dimana?"
Lalu dia suruh aku melihat ke arah web cam yang bertengger di ujung monitornya. Saat aku jawab akan ambil tunai, ia menyuruhku untuk antri di meja ketiga. Tunggu lagi daah.
Kulihat beberapa orang yang tadi ada di depan antrian meja pertama pun masih menunggu disana. Jiaaah. Saat waktu menunjukkan jam 12 siang, satpam yang membantu di meja tiga berkata "Silakan makan dulu karena jam satu - baru mulai lagi" Jiaah...
Lapar sih tapi nanggung ah. Beberapa orang pun ikut duduk menunggu hingga jam satu menjelang. Haiyaa..
Menunggu yang ke sekian kali nya, aku menghabiskan waktu main games freecell hingga low bat. Puji Tuhan, ada yang inisiatif untuk memutar film holywood di LCD berukuran 32" yang biasanya hanya menayangkan nomor antrian diselingi iklan jamsostek.
Akhirnya aku menikmati film layar lebar Dragon Ball hingga jam satu tiba. Tapi penantian belum berakhir karena antrian sebelumku juga belum dapat giliran.
Hampir jam dua siang, barulah namaku disebut. Finally! Namun masih antri sekitar sepuluh menit sampai petugas wanita memberiku formulir untuk ditanda-tangani sambil berbasa-basi sedikit. Pertanyaan yang sama. Dari perusahaan mana, bla bla. Lalu pindah di baris sebelah untuk mengambil uang sesuai yang tertera dalam formulir yang baru saja aku tanda-tangani.
Bersamaan dengan uang tadi, aku pun menerima kembali semua dokumen asli yang tadi diminta. Well, itu lah pengalaman ku di Jamsostek.

Gangnam style

Pertama dengar gangnam style adalah saat aku nonton berita di salah satu stasiun TV. Tapi saat aku ingin lihat tayangan itu, berita tersebut sudah berakhir. Kupikir apa sih Gangnam Style itu? Makanan? Baju?
Baru kemarin aku menyempatkan diri untuk mencari tahu apa sih Gangnam Style itu? Saat browsing di google, langsung saja aku dibawa ke beberapa situs. Aku klik situs youtube yang rupanya langsung membawaku ke officialpsy.

Senyum langsung mengembang di bibirku menyaksikan dance kocak yang menggunakan gerakan horse riding. Ditambah lagi dengan kemontokan dari sang vocalist, Psy.
Asli, aku senyum hampir tertawa hingga lagu berakhir. Meskipun tidak mengerti bahasa korea tetapi alunan musik yang disuguhkan sangat pas untuk membuat kita ingin berjoget ala horse yang kocak dan membawa kesenangan dan kegembiraan bagi siapa saja, baik yang ingin ikut bergoyang maupun yang hanya sekedar menonton.

Selesai menyaksikan MV Gangnam Style itu, aku pun meng-klik video-video lain yang berhubungan dengan lagu menghebohkan dunia tersebut. Pilihan jatuh pada video berjudul Surprise Britney Spears want to learn gangnam style.



Aku ikut tersenyum saat Ellen, the host, memanggil Psy selesai membahas tweet Britney yang ingin belajar gaya tarian kuda kocak itu. Britney tampak terkejut dan tidak menyangka kalau Ellen bakal mendatangkan Psy dalam acara talkshow nya.

Seru melihat mereka dipandu oleh rapper montok asal Korea itu. Lalu ada beberapa video terkait seperti beberapa mahasiswa Singapore yang melakukan horse dance di hall kampus, juga live performance di New York street yang membuat ratusan atau mungkin ribuan orang yang ikut bergoyang gangnam style. Semua ras ada disitu, orang asia, bule, negro dan lain-lain larut dalam kegembiraan bersama.

Buat yang penasaran seperti apa sih gangnam style berikut link video nya:


Ada juga video rekaman interview Psy dengan Ryan Secreast (maaf kalau salah spell).
Well surprise, ternyata Psy lancar bahasa Inggris loh karena dia memang lama tinggal di US.


Emang hoki nya Psy deh, sudah lagu nya mendunia, fluent in english, jalan menuju world top star sudah terbuka.
Sukses ya.

Tuesday, September 11, 2012

Simpan baik kartu jamsostek anda

Dulu aku tidak berpikir banyak akan kegunaan kartu jamsostek yang kudapatkan sewaktu bekerja beberapa tahun yang lalu.

Bahkan saat aku pindah ke kantor yang baru pun, masih belum sadar kegunaannya sampai-sampai sudah kerja dua tahun lebih baru dibuatkan kartu jamsostek yang baru. Artinya aku punya dua kartu jamsostek.
Perkataan seseorang di masa lampau (lupa siapa ya) tiba-tiba muncul saat sekarang.

"Kartu jamsostek jangan sampai hilang" katanya. "Nanti bisa dicairkan setelah lewat lima tahun"
Kebetulan senggang, iseng-iseng aku datang ke kantor Jamsostek buat mencairkan dana pensiun kartu yang lama. Toh aku masih punya satu lagi, yang baru diurus tahun 2008. Rugi dua tahun deh karena aku mulai kerja tahun 2006 dan sudah kena potong dua persen buat jamsostek. Huhuhu..

Balik ke kantor jamsostek tadi, kalau di Tangerang itu di daerah Yupentek seingatku (karena dulu sering lewat jalanan situ). Jadi beberapa hari yang lalu, aku ke sana. Memasuki kawasan disitu dicegat oleh petugas (sepertinya) Dishub kalau tidak salah.
Maaf kalau salah ya. Masuk kawasan situ kena karcis masuk dua ribu. "Permisi pak" tanyaku."Kantor Jamsostek dimana ya?"
"Tuh, ibu lurus aja, tar belok kiri" jawab salah satu petugas.

Begitu sampai sana, ada spanduk besar bertuliskan bahwa sehubungan dengan kebakaran di gedung Jamsostek (itu), maka untuk pelayanan dialihkan ke cabang Cimone.
Gubrak...pak petugas karcis,kenapa kagak bilang tadi???

Tapi akhirnya aku parkir juga dan tanya info ke salah satu karyawan Jamsostek yang duduk di meja kerja darurat alias di depan gedung yang masih kelihatan hitam terbakar di beberapa titik.

Singkat cerita, akhirnya aku dapat alamat cabang Cimone tersebut dan diberitahu agar membawa KTP, KK, SRT KET KERJA dan KARTU JAMSOSTEK.

Karena memang belum bawa, jadi aku tidak langsung menuju cabang Cimone. Lain hari saja lah.

Sunday, September 9, 2012

Absolute Boyfriend

Baru-baru ini aku menonton serial drama Taiwan berjudul Absolute Boyfriend yang dibintangi oleh Go Hye Sun (artis Korea) dan Jiro Wang (artis Taiwan).  Well, sebelumnya saya sempat melirik versi Jepangnya yang dibintangi oleh Saiki Aibu dan Mokomichi Hayami saat browsing di youtube.


Serial ini diangkat dari komik Jepang karangan Yuu Watase yang pertama kali diterbitkan oleh Shojo Comic. Kalo boleh dibandingkan antara versi Jepang dan versi Taiwan, menurut pendapatku pribadi sih, aku lebih suka Night yang diperankan oleh Mokomichi Hayami. Mohon maaf buat para penggemar Jiro Wang, bukannya aku tidak suka aktingnya tetapi tokoh Night di dalam versi Jepang lebih terasa "robot" nya mulai dari gerakan mata saat ia membuka maupun menutup mata. Apalagi sempat di-shoot salah satu adegan pada waktu Night tiba-tiba berhenti mendadak saat sedang bekerja lantaran "low bat" hahahaa....

Sedangkan Night -nya versi Jiro Wang lebih kelihatan manusia daripada robot dari beberapa adegan dia ikut makan dan minum dengan Xiao Fei (Riiko). Aku sempat berpikir akan lari kemana ya makanan dan minuman yang dia asup? Anyway, baru sedikit kelihatan robot mulai episode 11 (maaf, kalo salah) saat Night (Nai Te) duel dengan  robot saingan yang hendak merebut Xiao Fei.

After all, aku enjoy aja menyaksikan serial Taiwan ini hingga selesai, apalagi melihat body 'amboiii' dari Jiro Wang, yang berotot dan six pack..hahahaa. Seingatku, dulu Jiro tidak sekekar sekarang saat main sebagai peran pembantu di Hana Kimi dan It started with a kiss. Lebih ganteng sekarang loh Jiro, hehehe

Menurut gosip yang beredar akan segera dibuatkan versi Korea-nya loh. Jadi penasaran seperti apa ya nanti. Bocorannya sih akan diperankan oleh Kim Neul (Riiko) dan T.O.P (Night). Kita tunggu nanti.

Lalu bagaimana dengan Indonesia??? Masa kita ngga punya versi Indonesia nya? Ayo para sutradara, jangan mau kalah sama Jepang, Korea dan Taiwan!
 

Friday, September 7, 2012

Cinta 7 hari : Episode Hari Minggu (3)

Mona mendengus kesal ke arah cowo itu. Cowo itu bangkit berdiri lebih dulu dan mengulurkan tangan ke arahnya. Masih kesal, Mona menarik tangan cowo itu kuat-kuat. Maksud hati agar cowo itu jatuh kedua kalinya. Eh, benar saja, sempoyongan akhirnya cowo itu jatuh sekali lagi. Namun kali ini mengenai tubuhnya, hingga tak sengaja bibir cowo itu menyentuh bibirnya.

Mona terbelalak. Kaget. Buru-buru didorongnya cowo itu ke samping. Mal jadi tambah heboh karena pengunjung akhirnya mengerumuni mereka dengan tertawa terbahak-bahak.
"Wah, kalo mo pacaran jangan disini, atuh!" coleteh salah satu pengunjung.

Wajah Mona merah padam. Malu setengah mati. Cowo itu tidak memperdulikan sekeliling. Ia buru-buru bangkit berdiri dan meraih lengan Mona agar ikut berdiri. Kali ini dengan kuat dan langsung menarik Mona keluar dari kerumunan itu. 

Ketika agak jauh dan sepi, Mona menghentakkan tangannya.
"Apa-apaan sih?"
"Su...Susan" akhirnya cowo itu membuka mulutnya. Masih dengan pandangan mata yang sama hingga membuat Mona tidak nyaman.
"Salah orang, kamu!" semprot Mona dengan cemberut.
"Susan..Susan.."panggil cowo itu tidak peduli. Dengan cepat, tanpa sepengetahuan Mona, cowo itu langsung menarik tubuh Mona ke pelukannya
"Susan...Susan..."panggilnya berulang-ulang tanpa melepaskan pelukannya. Malah tambah erat.

Mona mencoba meronta, namun tenaga cowo itu lebih besar. Wah, bisa heboh kedua kalinya nih, pikirnya. Beberapa pengunjung yang lewat, mulai berbisik-bisik melihat mereka.

"Susan...Susan..akhirnya ketemu juga..."cowo itu makin mempererat pelukannya. Mona berhenti meronta. Instingnya mengatakan bahwa cowo itu mungkin terkenang dengan kekasihnya dulu. Entah ada kejadian apa hingga mereka mungkin akhirnya berpisah, begitu pikir Mona. Yang dirasakan adalah cinta cowo itu sangat besar kepada Susan, tersalurkan dalam pelukan itu.
"Susan..oh Susan..jangan pergi lagi" pinta cowo itu memelas. "Jangan tinggalkan aku...jangan pernah tinggalkan aku, Susan"

Mona berpikir keras untuk melepaskan diri dari cowo itu. Semakin ia meronta, semakin erat pula cowo itu memeluknya. Entah mimpi apa gue semalam, batin Mona. Bisa ketemu physco macam dia. Duh, Tuhan..gimana ini?....mmm...ok, lebih baik kita ikutin permainannya dulu.


To Be Continued...

Cinta 7 hari : Episode Hari Minggu (2)

Mona terkekeh-kekeh kecil sambil menenteng tabloid yang dimasukkan dalam plastik tersebut. Masih terbayang di matanya, wajah cowo itu tersentak kaget dan bengong melihatnya menjulurkan lidah. Lucu sekali ekspresinya. Mona masih terkekeh, sambil berjalan ke depan.

Oh iya, mana tuh si Rani centil? pasti lagi coba-coba kosmetik di counter kecantikan salah satu Department Store terkemuka di Indonesia.

Mona merogoh tas untuk meraih Hp lalu diputarnya nomor Rani dan sambil menunggu nada sambung, ia merapat ke pegangan besi pembatas jalan di mal itu.

"Halo" terdengar suara Rani di seberang sana
"Woii" sahut Mona dengan cempreng. "Lagi dimana?"
"Gue masih di lantai dua...lagi coba-coba Estee Lauder neh"
Mona menggeleng tanpa sadar. "Dasar centil lo...kemaren bukannya dah beli Revlon?"
"Yoi" sahut Rani sumbringah. "Tapi gue lagi demen lipstik warna pucat, Mon. Lo ke sini deh, bantuin gue pilih warnanya, ocree?"
"Ya udah...dasaaar"

Mona menutup Hp dan memasukkannya kembali ke dalam tas. Begitu ia membalikkan badan, ya ampun...cowo tadi ada di dekatnya. Mona terkejut setengah mati.
Mau balas dendam kali nih cowo, pikirnya. Huh! siapa takut.

Dengan gaya tomboi, Mona tersenyum lebar. Tampak senyum yang dibuat-buat.
"Alooo?"
"E..iya..ngg..." cowo itu tampak ragu-ragu. Matanya menyiratkan sesuatu. Tapi Mona tidak tahu artinya. Seperti memandang seseorang yang sangat ia cintai. Sepertinya demikian. Tak sadar Mona menganggukkan kepalanya.

Melihatnya masih kikuk dan bengong, Mona buru-buru melangkah pergi. Eh, cowo itu mengintil di belakang. Mona mempercepat langkahnya. Cowo itu juga mempercepat langkahnya juga.
Dasar...mau apa sih nih orang, geram Mona.

Mendadak sontak, Mona berhenti hingga cowo itu menubruk tubuhnya hingga mereka jatuh mengenai beberapa orang di sekitarnya. Ada kira-kira sekitar 6-8 orang yang akhirnya ikut jatuh. Suasana jadi heboh. Beberapa mengumpat. Yang lainnya tertawa-tawa.

To Be Continued...

Cinta 7 hari : Episode Hari Minggu (1)

Episode: Hari Minggu (1)

Mona melirik jam tangan di pergelangan tangannya. Jam 19.30 wib. Ah, masih panjang waktunya. Ia merubah posisi berdirinya sambil tidak melepaskan majalah komputer CHIPS yang sedang dibacanya. Karena minggu malam, suasana di toko buku Gramedia Mega Mall - Pluit saat itu lumayan ramai. Beberapa pengunjung mengerumuni counter majalah.

Sebagian ibu-ibu dan remaja putri di countet buku-buku masakan, mencari-cari resep kue-kue kering terbaru. Mona menggeleng. Uh, suruh gue bikin kue?...wah, tunggu bulan turun ke bumi kali yah, gumannya sambil nyengir kuda.

Sekali lagi Mona merubah posisi berdirinya. Maklum, sudah 30 menit ia berada disitu, untuk membaca artikel-artikel perkembangan dunia IT saat ini. Mona menggerak-gerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan guna mengusir rasa penat di lehernya dan menggerakkan bahunya juga yang terasa pegal. Lalu kembali membaca.

Tak lama kemudian, instingnya mengatakan ada seseorang di seberang sana sedang mengawasinya. Mona mengangkat wajahnya dan mencari orang yang sedang mengamatinya itu. Ups, matanya bersirobok dengan sesosok cowo bertubuh lumayan atletis. Wajahnya biasa saja dengan kaca mata tipis. Hmm tipikal kutu buku, dengus Mona dalam hati.

Cowo itu menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil. Namun yang menarik hati Mona adalah sepasang mata yang jernih teduh bagaikan di pantai, dipayungi sepasang alis yang hitam lebat. Herannya,cowo itu menatapnya tak berkedip seolah-olah banyak kata dan kalimat yang tersimpan disitu. Mona tidak membalas senyumnya maupun mengindahkannya namun langsung menunduk untuk membaca kembali.

Belum beberapa menit, instingnya lebih kuat lagi mengatakan bahwa cowo masih saja memandanginya. Mona pura-pura cuek. Tapi tidak bertahan lama. Akhirnya ia mengangkat kepalanya dan menemukan mata jernih tadi masih mengawasinya. Kali ini tidak tersenyum namun ia mengawasi Mona dengan ketat hingga membuat gadis itu merasa tidak nyaman. Ada sesuatu di matanya, pikir Mona heran.

Saking tidak nyamannya, akhirnya Mona meletakkan majalah tersebut dan beranjak dari situ. Menghampiri counter buku-buku management dan pura-pura mencari sesuatu sedangkan sudut matanya bersiaga melihat gerak-gerik cowo itu. Eh, cowo itu juga ikut bergerak juga namun tidak mendekati. Ia hanya berusaha mengambil jarak aman untuk bisa memandang Mona.

Sinting nih cowo, dumel Mona. Kalau mau kenalan, bilang aja kek. Pake acara ngintil model gini sih! 
Mona bersikap cuek, namun cowo itu tetap mengikutinya dengan pola yang sama ketika ia coba untuk berpindah-pindah ke counter buku yang lainnya. Mona bertambah geram. Dia paling tidak suka tipe cowo pemalu begitu. Ngga macho!..akhirnya secepat kilat Mona meraih salah satu tabloid yang terpajang disitu dan menuju kasir.

Cowo itu tampak kaget dan pelan-pelan dia mengikuti dan berdiri di belakang antrian. Dengan iseng, Mona menoleh ke arahnya dan menjulurkan lidah dengan wajah meledek dan berlalu dari situ.

To Be Continue...